Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Bandar Saham Mempermainkan Psikologis Investor

Dalam dunia trading saham sering kali kita harus berhadapan dengan para bandar saham, yang mana setiap saham pasti mempunyai bandarnya sendiri-sendiri, baik itu saham bluechip, saham second linear hingga saham thre linear

Yang jelas ada beberapa cara yang di gunakan oleh bandar saham untuk mempermainkan psikologis investor, mulai dari menaikkan harga, menurunkan harga, hingga membuat harga sideways dalam jangka waktu yang lama

Cara Bandar Saham Mempermainkan Psikologis Investor

Di bawah ini telah penulis rangkum beberapa cara bandar saham mempermainkan psikologis investor, berikut ulasannya

1. menaikkan dan menurunkan harga dalam waktu yang singkat

Cara yang pertama adalah dengan menaikkan dan menurunkan harga saham dalam waktu yang singkat, cara ini boleh di katakan sebagai cara yang sering di gunakan oleh bandar

Tujuannyapun bisa bermacam-macam, mulai dari membuat investor ritel menjadi takut dan tidak scalping di dalam tersebut, atau bandar ingin membuat transaksi saham menjadi terlihat aktif

Bandar yang ingin mengerek naik harga sebuah saham haruslah membuat investor ritel tertarik terlebih dahulu, tapi mereka juga menghindari kepanikan, karena kepanikan bisa membuat rencana mereka menjadi gagal

Karena kita tahu, barang yang di jual bandar haruslah ada yang beli, oleh karena itulah bandar mengharapkan kontribusi dari investor ritel sebagai pembelinya

Singkat bahasa, bandar akan membutuhkan investor ritel apabila belum ada pembeli siaga dari sebuah saham, apabila sudah ada pembeli siaga biasanya bandar tidak terlalu mengharapkan investor ritel bahkan mereka sering melakukan swing dan scalping pada saham yag ingin di naikkan harganya tersebut

2. menerbitkan news yang menarik

Pada beberapa waktu yang lalu ada sebuah saham bank digital yang cukup di gandrungi oleh investor ritel, saham tersebut adalah BABP, bahkan beberapa analis mengatakan bahwa saham BABP akan naik ke harga Rp.1.600 perlembar sahamnya

Akan tetapi sayang, ternyata market merespon lain terhadap apa yang di katakan oleh analis tersebut, tercatat setelah proses right issue di lakukan saham BABP terus mengalami pelemahan dan mencapai harga 190 an perlembar sahamnya

Padahal di waktu itu saham BABP telah mengalami penguatan yang sangat signifikan, dari harga Rp.50 perlembar saham naik menjadi Rp.600 perlembar sahamnya

Bisa di bayangkan kenaikannya mencapai ratusan persen hanya dalam waktu hitungan bulan, akan tetapi kemudian harganya rontok, investor yang membeli di harga Rp.600 dan Rp.500 perlembar saham pasti telah mengalami kerugian yang besar

News tentang saham BABP ini memang sangat banyak sekali bermunculan, tapi sayang respon market tidak sebagus news yang muncul, itulah mengapa bandar sahampun berpikir
 2 sampai 3 kali untuk menaikkan harga saham ini

Jadi kesimpulan dari point yang kedua ini adalah tentang respon market terhadap news yang muncul, di mana terkadang news yang baguspun belum tentu bisa menaikkan harga sebuah saham karena market belum tentu mau merespon positif terhadap news tersebut

Kepekaan psikoligis investor dalam menerima berita sangatlah di perlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, mengikuti pergerakan bandar memang tidak ada salahnya tapi kita juga harus mengikuti pergerakan market, karena bagaimanapun bandar membutuhkan investor lain untuk menyerap saham yang mereka jual

3. melakukan aksi pom-pom

Anda mungkin sudah tahu apa itu pom-pom, di mana pom-pom adalah tindakan menggembor gemborkan sebuah saham seakan-akan saham tersebut bagus, jika market merespon aksi tersebut maka pembelianpun akan terjadi

Di saat itulah bandar saham mulai beraksi, mereka akan melakukan aksi distribusi jika saham yang mereka beli sudah naik tinggi, mereka akan terus melakukan pom-pom selama barang yang di pegang masih banyak

Jika jumlah saham yang mereka miliki sudah sedikit bandarpun tinggal membiarkan market bekerja dengan sendirinya, hal tersebut di lakukan karena mereka telah mengantongi modal dan keuntungan

Singkat cerita, sebuah saham yang tidak ada lagi bandarnya biasanya akan mulai lesu karena yang bertransaksi hanya investor ritel dengan uang yang kecil, jadi cepat atau lambat harga sahamnya akan turun secara perlahan

Kurang dan lebihnya seperti itulah cara bandar saham mempermainkan psikologis investor ritel, semoga bermanfaat dan sampai bertemu di artikel berikutnya

Penulis : Kuanyu

Posting Komentar untuk "Cara Bandar Saham Mempermainkan Psikologis Investor"